maafkan aku yang mengirim gerhana ke dalam
arlojimu, sebab hujan tak juga reda dan malam tak
kunjung beranjak
di pucuk pohon, kita menggigil membayangkan
ajal, menyaksikan kota compang-camping,
banyak tubuh rebah, angin bertiup kencang
kita bergayut cemas pada ranting kecil
tanah penuh lumpur, jalanan menjelma kubangan
orang-orang melaju dalam hujan
jadi, maafkan aku yang mengirim kabut
ke dalam mimpimu, sebab angin terus bertiup
dan malam makin gelap.
Depok, 24 April 2006
Sabtu, 13 September 2008
Hujan Belum Reda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar