dalam diammu aku terharu menterjemahkan sejumlah malam
berbaris dalam bahasa dan kenyataan laut
kau melempar aku dalam keheningan terhebat
memandang diri sendiri bercermin matamu
hingga berkali-kali aku minum kehangatan
yang aku sendiri tidak pernah mengerti
ketika kau katakan hari adalah kesunyian
aku pun terlempar dalam sumur yang kau sediakan
mencoret-coret puisi tentang diri sendiri
yang kehilangan di sejumlah perjalanan
juga tentang perempuan yang kemarin melukis ombak
lalu kembali ke kegelapan
seperti burung-burung kembali menjelang malam
katamu, laut adalah milik semua orang
kau belum cukup mengukur lautku
katakanlah ada angin bernyanyi
dan kita sepakat untuk pulang; tetapi jalanan
belum juga memberi kabar tentang kedatanganku
yang tiba-tiba
hingga waktu menjadi begitu sulit untuk dibaca
seperti rahasianya hidup kita.
Sigli, 17 Agustus 1996
Minggu, 07 Desember 2008
Memo Sigli (1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar