aku telah siap menjadi arloji bagimu yang siap mengingatkan
jam kerja dan waktu pulang kerumah, katamu. Kau pun menyandarkan
hidupmu satu-satunya kepadaku dan aku membalutnya dengan kangen
dan keterharuan yang hebat. Malam, 19 Juli, menuliskan semua itu
pada dingin daun-daun dan riuh jalan yang kita tempuh untuk
membicarakan sebuah sejarah yang panjang: Saat semua suara seperti
senyap menampung bisikan-bisikan halus yang keluar dari pembicaraan kita
aku telah siap menjadi penyejuk di rumah kita, seperti angin dan embun yang selalu melahirkan pagi, begitu katamu.
Jakarta, 15 Agustus 1997.
Minggu, 07 Desember 2008
Prosa Kasmaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar