dalam hujan, aku mencari tepi
menyiapkan beberapa lembar kertas, pena,
meneruskan surat-surat yang belum selesai
kutuliskan
juga mengerjakan PR sekolah, tugas kantor,
dan menulis jadwal berkunjung ke rumahmu
begitulah hari-hariku yang belum kau pahami
mengisi kotak arloji dengan kesibukan
sambil menjinakkan kebosanan
juga mencari kartu pos, menulis namamu
berkali-kali dan membacanya berkali-kali pula
hujan menjadi ilustrasi sunyi
yang harus kuterjemahkan
dalam kemeja yang basah: bahwa demikianlah
suatu saat aku harus berjalan mendapatkanmu
tanpa payung,
tanpa angan-angan manis
yang diam-diam membentuk keinginan dan cita-citamu
terhadap hari-hari kita
Lhokseumawe, 11 Desember 1995
Minggu, 07 Desember 2008
Kenangan Hujan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar